Minggu, 26 Januari 2014

HARGA BIBIT PUYUH PETELUR



HARGA PUYUH PER EKORNYA

BIBIT PUYUH UMUR SEHARI Rp 4000

PUYUH 22 HARI : Rp 10000 / EKOR

PUYUH 30 HARI : Rp 12.000 / EKOR
PUYUH 40 HARI : Rp 15.000 / EKOR

PUYUH UMUR 6 MINGGU SUDAH MULAI BERTELUR ....

SAMPAI UMUR 2-3 TAHUN PUYUH AKAN BERTELUR...
 HARGA TELUR PER TRAY Rp 35.000


PESAN : 087865185615
ZAENUL ANSORI
SADAH JANAPRIA LOMBOK TENGAH NTB





Kamis, 16 Januari 2014

RIO FARM

Peternakan : Sadah desa janapria lombok tengah NTB
JENIS :
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
4. MANFAAT
1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-
jalur pemasaran
3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4) Bukan merupakan daerah sering banjir
4) Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Perkandangan
PEMILIK :
NAMA : ZAENUL ANSORI
ALAMAT : SADAH JANAPRIA LOMBOK TENGAH NTB
UMUR 28 TAHUN

INGIN BETERNAK PUYUH  HUB : FACEBOOK ZAENULANSORI@ROCKETMAIL.COM

Selasa, 14 Januari 2014

BUDIDAYA PUYUH

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhrelatifkecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut jugaGemak (Bhs.Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsaburung(liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870.Dan terusdikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulaidikenal,dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan dikandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
2. SENTRA PETERNAKAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Jawa Tengah
3. JENIS
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
4. MANFAAT
1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-
jalur pemasaran
3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4) Bukan merupakan daerah sering banjir
4) Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur
kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban
kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-
40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar
matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu
sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang
untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor
untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2
sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh
adalah:
a. Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan
mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang
akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara.
Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b. Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama.
Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter,
yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu.
Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih
memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang
sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang
100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor
anak puyuh).
d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6
minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk
petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
2) Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat
bertelur dan tempat obat-obatan.
6.2. Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah
memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan,
pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.Pemilihan, yaitu:
a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang
sehat atau bebas dari kerier penyakit.
b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur
afkiran.
c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang
baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi
puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
6.3. Pemeliharaan
1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan
lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
mungkin.
2) Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda
yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan
sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau
petunjuk dari Poultry Shoup.
3) Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang
suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-
matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali
sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum
hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak
puyuh pada bibitan terus-menerus.
4) Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk
ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air
minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat
gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat
ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda
beternak puyuh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1.Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus,
sehingga timbul pearadangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata
tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan
burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu,
mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu
dan lumpuh. Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungan dan
peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang
mati segera dibakar/dibuang;
(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu
masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta
melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3) Berak putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu
mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan
pengendalian penyakit tetelo.
4) Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan
lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
(2) dengan Tetra Chloine Capsule
diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air
minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
5) Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis
kelamin. Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu,
seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi
kandang atau puyuh yang terinfksi.
6) Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan
bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta
kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian: pemberian
pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
7) Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami
gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju,
mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi
kandang dan lingkungan sekitarnya.
8) Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan
lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan
yang terjaga kebersihannya.
8. PANEN
8.1. Hasil Utama
Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah
produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
8.2. Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran,
tinja dan bulu puyuh.
9. PASCAPANEN…
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
1) Investasi
a. kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m
(1 jalur + tempat makan dan minum) Rp. 2.320.000,-
b. kandang besar Rp. 1.450.000,-
2) Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)
a. ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp. 1.596.000,-
b. Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-
c. Pakan (selama 60 hari) Rp. 2.981.200,-
Jumlah biaya produksi Rp. 4.722.200,-
Keadaan puyuh:
- Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
- Resiko mati 5%, sisa 1900
- Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)
- Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan
- Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan Rp. 4.408.000,-
Minus Rp. -314.200,-
3) Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)
- 200 DOQ x Rp 798,- Rp. 159.600,-
- Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-
- Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp. 2.459.925,-
Pakan (s/d minggu ke 4) betina
1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit) Rp. 5.264.051,-
Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,-
Keadaan puyuh:
- Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur
1373 butir
- Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp. 7.723.125,-
- Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp. 5.854.375,-
- Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp. 59.850,-
- Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-
4) Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,-
5) Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)
a. Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-
6) Pendapatan
a. Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp. 20.080.125,-
b. Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp. 1.288.770,-
c. Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-
d. Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-
7) Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,-
Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur,
baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit. Analisa
usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 1999.
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis…
11. DAFTAR PUSTAKA
1) Beternak burung puyuh, 1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum
Ternak Unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas
Udayana.
2) Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir.
Kinanti Rospitasari, Penebar Swadaya, Jakarta.
3) Memelihara burung puyuh, 1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius
(Anggota KAPPI), Yogyakarta.
4) Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil, tahun 1985.
Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. Penerbit Aneka Ilmu Semarang
12. KONTAK HUBUNGAN
1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan ­ BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2) Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8,
Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Situs Web: http://www.ristek.go.id

Sabtu, 11 Januari 2014

MENJUAL BIBIT DAN PUYUH DAN SIAP BERTELUR











JUAL BURUNG PUYUH

Burung puyuh atau gemak cukup populer bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Burung yang tidak dapat terbang ini banyak dibudidayakan untuk diambil telur maupun dagingnya.
Peluang budidaya burung ini lumayan menjanjikan lantaran permintaan pasar cukup tinggi. Salah seorang peternak burung puyuh ini adalah ZAENUL ANSORI, LOMBOK TENGAH, JANAPRIA..
Ia mengaku, tertarik membudidayakan burung puyuh karena fulusnya lumayan. "Terutama permintaan telurnya, selalu habis diserap pasar," ujar ZAENUL yang menekuni budidaya puyuh sejak tahun 2013 ini.
Saat ini, ia memiliki sekitar 300 indukan burung puyuh. Sekitar 80% dari indukan itu selalu bertelur setiap hari. Masing-masing indukan menghasilkan satu telur saban harinya.
Oleh ZAENUL, telur-telur burung puyuh itu dikumpulkan dan dijual setiap seminggu sekali. "Dalam seminggu saya bisa menjual 5.000 butir telur puyuh," ujarnya.
Harga telur di tingkat peternak sekitar Rp 300 per butir. Dari telur ini saja, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 4 juta per bulan. Itu belum termasuk omzet dari menjual bibit burung puyuh.
Sebagian telur yang tidak dijual, ditetaskan menggunakan mesin penetas. "Telur menetas selama 17 hari di taruh di mesin," ujarnya. Harga bibit puyuh ini mulai Rp 3000 untuk yang baru lahir hingga Rp 12.000 untuk yang sudah berusia 45 hari. Puyuh usia 45 ini sudah memasuki usia produktif dan siap bertelur.
Dari penjualan bibit ini, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta per bulan. Bibit burung puyuh ini tidak dijual ke pasar seperti telur. "Tapi dijual langsung ke konsumen-konsumen yang mau mencoba beternak burung puyuh," katanya.
Sukses beternak puyuh juga dirasakan ARIDI, asal KEREMBONG, DURIAN. Ia telah menekuni usaha budidaya burung puyuh sejak 2012. Saat ini, ARIDI memiliki 1.500 ekor indukan burung puyuh. "Burung puyuh ini bertelur setiap hari," ujarnya.
Untuk dapat bertelur, burung tidak perlu dikawinkan dulu dengan pejantan. "Kami hanya memberikan pakan peransang bertelur saja," ujar ARIDI. 
Dalam sehari, ARIDI bisa memanen telur puyuh sebanyak 1.300 butir telur.
Omzetnya dari penjualan telur ini mencapai sekitar Rp 300.000 - Rp 400.000 per hari. Ia bilang, masa produktif burung puyuh berlangsung selama satu tahun.
Setelah itu, burung bisa dijual untuk diambil dagingnya. "Kami pun harus mencari calon indukan baru," katanya. ARIDI memasarkan telur puyuh di daerah LOMBOK TENGAH dan sekitarnya. Ia bilang, permintaan masyarakat akan telur puyuh masih sangat tinggi di pasaran. Ia sendiri belum bisa memenuhi permintaan pasar tersebut. 

Jumat, 03 Januari 2014

BURUNG PUYUH

Burung Puyuh

Umum
Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica) termasuk burung yang berbeda dengan jenis burung yang lain karena puyuh tidak memiliki ekor dan tidak bisa terbang.
Burung puyuh yang juga mempunyai nama lain yaitu Gemak (bahasa Jawa) atau Quail dalam istilah internasional ini memiliki kaki yang pendek dengan ukuran tubuh yang kecil dan bisa diadu.
Burung puyuh termasuk jenis burung yang hidup secara liar dan baru ditemukan pertama kali pada tahun 1870 di Amerika Serikat sebelum akhirnya mulai berkembang dan menyebar ke seluruh dunia..
Burung puyuh baru masuk ke Indonesia dan mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1979 akhir dengan adanya burung puyuh impor yang didatangkan dari luar negeri.
Penyebaran burung puyuh termasuk sangat luas karena anda bisa menemukan jenis burung ini di seluruh penjuru tanah air, Jepang hingga Amerika Serikat.
Burung puyuh biasanya hidup di daerah daratan rendah ataupun dataran tinggi. Meskipun burung puyuh bisa hidup di daerah dataran tinggi namun populasi burung ini lebih banyak ditemukan di dataran rendah hingga menengah.
Masyarakat yang hidup di daerah pedesaan sudah mengenal burung puyuh sebagai burung yang sering bertebaran di persawahan, ladang penduduk ataupun semak-semak.
Burung puyuh merupakan burung pemakan biji-bijian yang memiliki memiliki warna bulu yang beragam dan kemampuan untuk adaptif untuk kamuflase dari hewan predator.
puyuhJika sedang merasa terancam burung ini lebih suka untuk memanfaatkan kakinya dengan berlari ataupun bersembunyi di semak-semak.
Burung yang jarang terbang ini biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan lauk untuk makan sehari-hari.
Sedangkan masyarakat perkotaan tidak terlalu mengenal burung puyuh dan biasanya malah lebih mengenal telur burung puyuh.
Telur burung puyuh biasanya dijadikan sebagai campuran lauk masakan ataupun biasanya dijual oleh pedagang asongan di terminal ataupun stasiun kereta api.

Klasifikasi
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica

Jenis Puyuh Di Indonesia
Arborophila Javonica
Arborophila Javonica
Arborophila Javonica atau biasa disebut sebagai puyuh gonggong memiliki suara yang terdengar mirip gong kecil dengan ciri-ciri fisik badan yang berbentuk bulat dengan panjang tubuh sekitar 25 cm.
Puyuh gonggong memiliki kepala yang berwarna merah gelap, paruh yang berwarna hitam, kaki berwarna merah muda, warna badan kelabu dan agak lurik kecokelat-cokelatan.
Burung ini memiliki ekor yang melengung ke bawah. Puyuh gonggong hanya bertelur sebanyak 2-3 butir dalam 1 kali masa bertelur.

Rollulus Roulroul
Rollulus Roulroul
Rollulus Roulroul atau biasa disebut sebagai puyuh mahkota memiliki ciri-ciri fisik bulu yang berwarna hijau untuk jantan dengan warna punggung yang agak kebiru-biruan.
Selain itu puyuh mahkota juga memiliki bulu sayap yang berwarna coklat gelap dan bulu pada bagian kepala yang terlihat seperti kipas.
Untuk puyuh mahkota betina memiliki ciri-ciri fisik bulu yang berwarna biru coklat muda dan tidak memiliki bulu yang mirip kipas pada bagian kepala.

Coturnix Chinensis
Coturnix Chinensis
Coturnix Chinensis atau biasa disebut puyuh batu  memiliki ciri fisik dengan panjang badan yang berukuran sekitar  15 cm.
Unuk puyuh batu jantan memiliki perut yang berwarna cokelat, lalu pada bagian punggung terdapat warna campuran antara cokelat, abu-abu serta garis-garis yang berwarna hitam.
Sedangkan untuk puyuh batu betina memiliki ciri fisik dengan warna cokelat muda dengan garis-garis blorok kehitam-hitaman.
Burung putuh batu bisa bertelur sebanyak 4 hingga 6 butir dalam satu kali masa bertelur.

Burung Puyuh Yang Jago Bertelur
Burung puyuh yang berat badannya sudah mencapai 90-100 gram dengan usia sekitar 5-6 minggu biasanya sudah mulai bisa bertelur.
Dalam satu tahun burung puyuh bisa bertelur hingga 300 butir. Sebagai patokan, grade telur puyuh dibagi menjadi tiga sebagai berikut :
1.Grade A : telur berukuran besar dengan berat 85-93 butir/kg, bercak jelas serta kulit telur tebal dan tidak mudah pecah.
2.Grade B : telur berukuran sedang dengan berat 94-105 butir/kg, bercak jelas, kulit tebal.
3.Grade C : telur berukuran kecil dengan berat 106-11 butir/kg, bercak jelas sampai samar, kulitnya tebal sampai tipis.
mesin penetas telur burung puyuh
Induk burung puyuh jarang mengerami telurnya dimana mereka  hanya mengandalkan dari kemurahan alam untuk menetaskan telurnya.
Telur burung puyuh sering ditemukan tergeletak begitu saja di semak-semak atau persawahan.
Akibatnya banyak telur puyuh  yang belum sempat  menetas karena sudah disantap terlebih dahulu oleh hewan predator.
Dalam budi daya puyuh untuk komersial, biasanya peternak puyuh mendapatkan anakan puyuh dari menetaskan telur puyuh dengan mesin tetas.
Telur burung puyuh biasanya menetas dalam jangka waktu 16 hari sejak masuk mesin tetas. Di habitat aslinya burung puyuh yang baru menetas biasanya sudah bisa langsung bertahan hidup dengan langsung mencari serangga ataupun berlari ke semak-semak.
Supaya anak puyuh bisa lahir dengan seragam, tidak cacat, lincah dan sehat maka telur tetas harus dipilih dengan beberapa syarat utama yaitu :
1. Besar dan beratnya seragam, yaitu sekitar 11-13 gram, besar dan berat telur berpengaruh terhadap berat DOQ yang dihasilan. DOQ yang dihasilkan pun akan semakin berat dan begitu pula sebaliknya.
2. Berasal dari induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:5.
3. Berasal dari induk yang tidak punya hubungan keluarga dekat.
4. Berbentuk oval atau tidak terlalu lonjong dan tidak terlalu bulat.
5. Kulit telur rata, utuh, halus, serta tidak retak apalagi pecah. Bercak pada kulit terlihat jelas, tidak kabur atau samar.

Sejarah Pemeliharaan








  1. dari atas kiri Puyuh IKTA di dalam sangkar ternakan, puyuh baka jepun -ternakan, Puyuh Jepun Liar sedang bertenggek atas dahan , bawah sekali : Puyuh Liar Eropah
Puyuh (coturnix quail) dipercayai mempunyai ikatan dengan manusia sejak era tamadun purba lagi. Artifak Mesir Purba berbentuk mural merakamkan adanya puyuh, dan pentingnya burung ini sebagai sumber makanan bagi rakyat Mesir purba yang bekerja membina Piramid serta monument monument yang lain. Karektor hieroglyphic mesir juga mengandungi satu atau lebih watak yang berkaitan puyuh. Terdapat juga rekod dalam sumber bible serta penulisan Rom yang menceritakan wujudnya sekumpulan besar burung yang digunakan di Mesir ketika era Firaun. Walaubagaimanapun, sumber ini tidak pula menyebut sam ada burung ini pernah ternak oleh manusia.

Puyuh Coturnix Eropah adalah haiwan yang berhijrah pada musim tertentu. Ia akan berhijrah ke selatan menuju Afrika, merentasi Laut Mediterranean. Setelah penerbangan yang jauh dan keletihan, haiwan ini mudah ditangkap atau diperangkap, menjadikannya sumber daging yang mudah bagi penduduk Mesir tanpa perlu diternak.

Puyuh pada asalnya dibela sebagai haiwan kesayangan dan untuk suara nynyiannya. Puyuh Coturnix yang telah dijinakkan mula dibawa masuk ke China, dari Jepun, melalui jambatan Korea pada kurun yang ke-11. pada kurun ke 12, puyuh mula diternak di Jepun. Maharaja Jepun dikatakan telah sembuh dari sejenis penyakit (tubercolusis) setelah memakan daging puyuh, dan ini telah mendorong kepada peningkatan dalam penternakan puyuh, seterusnya penghasilan baka baka puyuh yang sesuai untuk sumber daging dan telurnya di Jepun, pada akhir kurun ke 19. pada tahun 1910, Puyuh dipelihara secara meluas di Jepun untuk mendapatkan daging dan telurnya. Antara tahun 1910-1941, populasi puyuh Jepun meningkat secara mendadak, terutama di Tokyo, Mishima, Nagoya, Gifu dan Toyohashi. Oleh kerana tempoh ini juga merupakan zaman perluasan empayar Maharaja Jepun, Puyuh jepun turut dibawa masuk ke kawasan jajahan, seperti Korea, China, Taiwan dan Hong Kong, dan diternak di sana. Kemudiannya ia turut dibawa ke Asia Tenggara.

Selepas itu barulah industri ternakan puyuh memasuki Amerika, di mana ia mendapat tempat yang sangat bagus di pasaran, sebagai sumber makanan restoran yang lebih lazat dan sihat daripada lain lain burung ternakan. Ia juga menawarkan sumber makanan yang murah dan sihat untuk haiwan peliharaan, bagi pemelihara burung falcon-sejenis helang, dan pemelihara ular bersaiz besar.

Di Malaysia, industri ternakan puyuh bermula dengan baka puyuh jepun. selepas itu, puyuh ternakan baka tempatan berjaya dihasilkan hasil kajian pihak berkaitan pertanian seperti MARDI, yang dikenali sebagai puyuh IKTA. (IKTA-institut kajian ternakan ayam). Kacukan puyuh dengan burung ternakan lain turut menghasilkan baka ternakan baru seperti yamyuh

Sumber:
http://www.croquail.com/history.htm DAN http://epetscorner.blogspot.com

BURUNG PUYUH

Puyuh adalah nama untuk beberapa genera dalam familia Phasianidae. Burung ini berukuran menengah. Burung puyuh dari Dunia Baru (familiOdontophoridae) dan puyuh kancing (famili Turnicidae) tidak berkerabat dekat namun nama mereka memiliki perilaku dan karakteristik fisik yang mirip.
Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk. Mereka pemakan biji-bijian namun juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti puyuh jepang adalah migratori dan mampu terbang untuk jarak yang jauh. Beberapa jenis puyuh diternakkan dalam jumlah besar. Puyuh jepang diternakkan terutama karena telurnya.

Spesies[sunting | sunting sumber]

Puyuh coklat (Coturnix ypsilophorabahasa Inggrisbrown quail)

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Keluarga burung puyuh termasuk jenis burung yang sering dimakan. Burung puyuh sering dimasak ala Prancis. Daging burung puyuh juga biasa ditemukan pada masakan MaltaPortugis, dan India. Burung puyuh umumnya dimakan bersama dengan tulangnya karena mudah dikunyah dan karena ukurannya yang kecil sangat menyulitkan untuk mengeliminasi tulang dari dagingnya.
Telur burung puyuh juga merupakan makanan yang lezat. Seringkali mereka dimakan mentah bersama sushi dan umum ditemukan pada menu makan siang Jepang. Di Kolombia, telur burung puyuh rebus digunakan untuk pelengkap hot dog dan hamburger. Di Filipina, telur burung puyuh yang direbus dan dicelup dengan saus lalu digoreng dengan banyak minyak adalah jajanan lokal yang populer.
Telur burung puyuh dipercaya memiliki kolesterol yang tinggi, namun penelitian menunjukkan bahwa kandungan kolesterol yang terdapat pada telur burung puyuh adalah sama dengan telur ayam.

Rabu, 01 Januari 2014

Tujuan dari penyeleksian ini adalah untuk memisahkan puyuh jantan dan puyuh betina, Untuk jenis puyuh jepang seleksi puyuh jantan dan betina sebaiknya di lakukan di usia 25 hari ke atas, hal ini bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam menentukan jenis puyuh jantan atau betina. 

Untuk menyeleksi puyuh jantan atau betina bukanlah hal yang sulit, jika sudah mengetahui ciri-ciri khas dari puyuh jantan dan betina. mengetahui ciri khas, sangat penting dalam hal menyeleksi puyuh, hal ini bertujuan agar memudahkan kita dalam mendeteksi jenis puyuh jantan atau betina, dengan corak dan pola warna yang beraneka ragam.

A. Ciri Khas Puyuh Jantan
Berbicara tentang ciri dan corak, maka puyuh jantan memiliki pola dan corak yang paling beraneka ragam, hal ini pula yang menyebabkan banyak terjadi kesalahan dalam hal mendeteksi jenis kelamin dari burung puyuh.

Corak yang paling umum dari puyuh jantan adalah, di bagian dada puyuh jantan memiliki corak yang berwarna pirang dengan warna yang cerah(warna rambut jagung), seperti gambar dibawah.
Corak lain yang juga dimiliki puyuh jantan adalah warna pirang yang sedikit kabur, seperti gambar dibawah.
Corak lain dari burung puyuh yang paling sering terjadi kesalahan dalam penyeleksian adalah corak dengan warna pirang tetapi terdapat bintik kehitaman seperti yang terdapat pada puyuh betina, lihat gambar.
B. Ciri Khas Puyuh Betina
Corak bulu pada puyuh betina tidak sekompleks yang terdapat pada puyuh jantan. Puyuh betina umumnya memiliki ciri khas di bagian dada berwarna putih dengan bintik-bintik hitam, dan corak lain pada puyuh betina dibagian dada berwarna pirang pudar tetapi tetap memiliki bintik-bintik hitam. 
Binti hitam merupakan ciri khas dari puyuh betina, ada beberapa puyuh jantan juga memiliki bintik seperti puyuh betina, hanya saja bintik pada puyuh jantan berwarna pirang.

Cara Membuat Mesin Tetas Sederhana


Membuat mesin tetas sederhana tidak sesulit yang dibayangkan. Adapun material yang dubutuhkan untuk membuat mesin tetas, antara lain:
1. Kayu, untuk rangka kotak mesin tetas, dan rangka tempat meletakkan telur bibit
2. Triplek
3. Jaring Kawat, nantinya dipasang dengan rangka kayu, untuk meletakkan telur bibit
4. Baskom Kecil, baskom ini nantinya akan di isi air yang berfungsi sebagai pelembab
5. Kaca (Optional), agar dapat mengecek bola lampu, telur dan suhu termometer dari luar
6. Termostart, Alat yang digunakan untuk mengatur suhu atau temperatur mesin tetas
7. Alat Listrik seperti: bola Lampu Pijar 5 Watt 15 buah, kabel
8. Material penunjang, seperti: engsel, termometer

Mesin tetas yang akan dibuat adalah mesin tetas berukuran 1000 butir telur puyuh. adapun akuran fisiknya sebagai berikut:
Panjang : 120 cm
Lebar : 80 cm
Tinggi : 45 cm
Tinggi Kaki Kotak Mesin Tetas : 10 cm
Jarak Bagian Atas Kotak Mesin Tetas Dengan Tempat Telur : 25 cm, Kalau dari Lantai Dasar Mesin Tetas Jaraknya 20 cm
Sebelum dirangkai antara rangka kayu dengan triplek, sebelumnya harus dibuat dulu lubang sirkulasi udara dibagian lantai dan dan bagian atas mesin tetas. Bagian lantai ada 8 lubang sirkulasi udara dan bagian atas mesin mesin tetas boleh 8 lubang ukuran kecil atau boleh juga 4 lubang dengan ukuran besar. Untuk lubang ukuran kecil berukuran jari telunjuk (jari telunjuk bisa masuk), dan ukuran besar sebesar pipa ukuran 3/4.
Pemasangan termostart ( alat pengatur suhu) di pasang di dinding kiri atau pun kanan dan posisinya di atas tempat meletakkan telur bibit.